Sabtu, 11 Februari 2012

TUGAS TERSTRUKTUR KOMUNIKASI DATA TENTANG INFRA MERAH


TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI DATA
TENTANG INFRA MERAH
Dosen : Nahar Mardiyantoro M.Kom











Disusun Oleh Kelompok:
KUSYONO                       (DTI 201004)
TUJIAH                             (MIR 201007)
AMIN NURYANTO            (DTI 201005)




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
( STMIK ) WIDYA UTAMA PURWOKERTO
2011/2012


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang melimpahkan rahmat dan hidanyahnya, sehingga penyusun makalah ini dapat terselesaikan dengan judu “ INFRA MERAH ”.
Malakah ini disusun guna melengkapi tugas terstruktur mata kuliah komunikasi data. Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing, sehingga penyusun dapat menelesaikan makalah ini. Untuk itu perkenankan penyusun menyampaikan rasa rerimakasih pada :
1.    Bpk Nahar Mardiyantoro.M.Kom selaku dosen mata kuliah Komunikasi data (KOMDAT).
2.    Ayah dan Ibu tercinta yang selalu member semangat dan mendoakan agar penyusun dapat menyusun makalah dengan baik. Juga tak lupa terimakasih karena ayah dan ibu tercinta juga,telah membantu moril maupun materiil..
3.    Rekan-rekan satu Tim  yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah.

Dan dalam Penyusunan makalah ini kami Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, demi tercapainya kesempurnaan makalah ini tim penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari dosen pengampu.

Purwokerto,25 November 2011



penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A.Latar  Belakang Masalah....................................................................1
B.Tujuan Pembuatan Makalah............................................................. .1
C.Perumusan Masalah...........................................................................1
BAB II     TINJAUAN PUSTAKA...................................................................2
A.Sejarah Infra Merah.................................................................................2
BPengertian Infra Merah.............................................................................2
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................3
A.Apa itu Infra Merah.............................................................................. 3
B.Kegunaan Infra Merah Dalam Bidang Komunikasi..........................3
C.Perkembangan Tecnologi menggunakan Infra merah.....................4
D.Pancaran infra merah menguak struktur alam semesta..................6
E.Komunikasi  Infra Merah dengan DST-51.........................................9
F.Infra merah spesifikasi........................................................................12
G.Kelebihan  Infra Merah Dalam PengirimanData.............................12
H.Kekurangan Infra Merah Dalam Pengiriman Data..........................12
BAB IV KESIMPULAN...........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................14



BAB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi adalah gerbang awal menuju kehidupan manusia yang lebih baik dan efisien sebagai efek dari ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia. Dahulu untuk berkomunikasi saja manusia masih kesulitan, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masalah komunikasi sudah bukan menjadi masalah.
Ketika piranti komunikasi berupa telepon pertama kali ditemukan oleh Alexander
Graham Bell, hal tersebut belum disadari oleh kebanyakan umat manusia namun dengan penemuan itu ternyata menjadi awal dari perkembangan telekomunikasi yang akhirnya menjadi berkembang pesat seperti sekarang.
Piranti telekomunikasi pertama kali masih menggunakan kabel yang besar rumit dan
banyak, piranti kabel memang masih digunakan sampai sekarang namun para ahli masih memikirkan untuk beralih ke telekomunikasi yang bersifat mobile dan praktis. Dan hal tersebutlah yang menjadi landasan dan latar belakang bagi kemajuan pengembangan telekomunikasi nirkabel ( infra merah/ unguided).
B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami sekilas tentang media unguided.Setelah mengetahui sedikit mengenai media transmisi infra merah diharapkan kita dapat membudayakan penggunaan teknologi infra merah  untuk di berbagai bidang kehidupan. Media unguided juga harus disosialisasikan sebagai teknologi masa depan pengganti media kabel yang masih menjadi tulang punggung dunia telekomunikasi saat ini.
C. Perumusan Masalah
Contoh dari media unguided banyak sekali namun dalam hal ini akan difokuskan mengenai transmisi infra merah  dalam bidang komunikasi data . Perkembangan teknologi dan komunikasi pada era modern  sudah tidak dapat di pungkiri terutama pada era yang sudah maju, hampir semua pekerjaan akan dapat dikerjakan lebih simple dan mudah. Pada  makalah ini kami akan membahas tentang media transmisi unguided yaitu infra merah.

BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA

A.Sejarah Infra Merah
 Penemuan infra merah ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya diteruskan oleh Young, Beer, Lambert dan Julius melakukan berbagai penelitian dengan menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan adanya hubungan antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau rotasi.
B.Pengertian Infra Merah
Transmisi infra merah menggunakan radiasi elektromagnetik. Transmisi infra merah juga mensyaratkan line of sight (garis pandang). Teknik ini biasanya digunakan untuk wireless LAN dan remote control pada peralatan elektronis.
Perangkat pengirim data menggunakan diode infra merah dengan panjang gelombang 850 – 900 mm yang memancarkan cahaya dengan sudut 30 derajat. Interface IrDA mengirim pulsa cahaya setiap 2 detik (untuk menandai aktivitas pengiriman).Digunakan untuk aplikasi transfer data jarak dekat (jangkauan sekitar 1 m), khususnya antar PDA, ponsel dengan desktop computer atau notebook  atau
printer.Kecepatan transfer data 115,2 Kbps. Pengembangan lebih lanjut dengan Fast Infrared Standard (FIR) memungkinkan arus data sebesar 4 Mbps atau dengan Very Fast Infrared Standard (VFIR) kecepatannya mencapai 6 Mbps.
Kelemahannya adalah Jangkauannya pendek, tingkat gangguan tinggi (sensitif terhadap cahaya dan pantulan) dan tidak ada transfer bahasa.

BAB IIl
PEMBAHASAN
A.Apa itu Inframerah?
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700  nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optik yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop
B.  Kegunaan Inframerah dalam Bidang komunikasi
Adanya sistem sensor infra merah. Sistem sensor ini pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara dua perangkat. Penerapan sistem sensor infra ini sangat bermanfaat sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, dan otomatisasi pada sistem. Adapun pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED (Lightemitting Diode)infra merah yang telah dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau modulasi infra merah yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Adanya kamera tembus pandang yang memanfaatkan sinar inframerah. Sinar inframerah memang tidak dapat ditangkap oleh mata telanjang manusia, namun sinar inframerah tersebut dapat ditangkap oleh kamera digital atau video handycam. Dengan adanya suatu teknologi yang berupa filter iR PF yang berfungi sebagai penerus cahaya infra merah, maka kemampuan kamera atau video tersebut menjadi meningkat. Teknologi ini juga telah diaplikasikan ke kamera handphone
a.    Untuk pencitraan pandangan seperti nightscoop
Inframerah digunakan untuk komunikasi jarak dekat, seperti pada remote TV. Gelombang inframerah itu mudah untuk dibuat, harganya relatif murah, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, serta memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterfensi oleh cahaya matahari.Sebagai alat komunikasi pengontrol jarak jauh. Inframerah dapat bekerja dengan jarak yang tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada penghalang)
b.    Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel
inframerah dapat dikatakan sebagai salah satu konektivitas yang berupa perangkat nirkabel yang digunakan untuk mengubungkan atau transfer data dari suatu perangkat ke parangkat lain. Penggunaan inframerah yang seperti ini dapat kita lihat pada handphone dan laptop yang memiliki aplikasi inframerah. Ketika kita ingin mengirim file ke handphone, maka bagian infra harus dihadapkan dengan modul infra merah pada PC. Selama proses pengiriman berlangsung, tidak boleh ada benda lain yang menghalangi. Fungsi inframerah pada handphone dan laptop dijalankan melalui teknologi IrDA (Infra red Data Acquition). IrDA dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan sistem komunikasi via inframerah.
C.Perkembangan Teknologi Menggunakan Infra Merah
1.Termometer Non-kontak atau termometer inframerah

Termometer non-kontak atau termometer inframerah dapat mengukur suhu tanpa kontak fisik antara termometer dan obyek di mana suhu diukur. Termometer ditujukan pada permukaan obyek dan secara langsung memberikan pembacaan suhu. Alat ini sangat berguna untuk pengukuran di tungku atau suhu permukaan dan lain sebagainya.
Prinsip dasar termometer infra merah adalah bahwa semua obyek memancarkan energi infra merah. Semakin panas suatu benda, maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan.Termometer infra merah terdiri dari sebuah lensa yang focus mengumpulkan energi infra merah dari obyek ke alat pendeteks/detektor. Detektor akan mengkonversi energi menjadi sebuah sinyal listrik, yang menguatkan dan melemahkan dan ditampilkan dalam unit suhu setelah dikoreksi terhadap variasi suhu ambien.

2.    Termometer Kontak atau Termokopel
Termometer Kontak atau Termokopel (termometer kontak) terdiri dari dua logam yang tidak sama, digabung menjadi satu pada ujungnya. Bila gabungan dua logam dipanaskan atau didinginkan, tegangan akan dihasilkan yang dapat dikorelasikan kembali kepada suhu.Probe dimasukkan kedalam aliran cairan atau gas untuk mengukur suhunya, misalnya: gas buang, udara atau air panas. Probe jenis daun digunakan untuk mengukur suhu permukaan. Pada hampir semua kasus, termokopel secara langsung memberikan pembacaan pada unit yang dihendaki (derajat Celsius atau Fahrenheit pada panel digital)
Pada audit energi, suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk diukur dalam rangka menentukan kehilangan atau membuat keseimbangan energi panas. Pengukuran suhu diambil pada audit unit pendingin udara, boiler, tungku, sistim steam, pemanfaatan kembalipanas, penukar panas dan lain sebagainya.
Semua alat pengukuran harus dikontrol pada saat pertama beroperasi dan sesudah digunakan paling sedikit satu kali pertahun dengan menggunakan termometer terkalibrasi.Pengujian harus dilakukan paling sedikit dengan satu nilai pada rentang temperatur dimana alat dioperasikan. Untuk pengukuran pada temperatur kamar misal alat tersebut dicek pada 15 – 250 C.Suhu yang ditunjukkan oleh masing-masing termometer dicek oleh termometer terkalibrasi, dimana termometer-termometer tersebut dimasukkan kedalam lemari pendingin atau penangas air (water bath), sampai temperatur yang ditunjukkan oleh masing-masing termometer stabil paling sedikit dalam satu menit. Untuk pengukuran suhu udara dengan menggunakan termometer, hal berikut dianjurkan untuk memperlambat penunjukan suhu, tempelkan gabus atau kapas/wool pada ujung termometer dan biarkan termometer kira-kira 1 (satu) jam untuk mencapai temperatur diinginkan.:
termometer infra merah, prinsip kerja termometer infra merah, termometer inframerah, cara kerja termometer infra merah, termometer kimia, termometer non kontak, materi termometer, prinsip kerja termometer inframerah, termokopel, skala termometer inframerah
D.Pancaran Inframerah: Menguak Struktur Alam Semesta


T. Djamaluddin, Peneliti Matahari dan Antariksa, LAPAN Bandung
(Dimuat di Pikiran Rakyat, 2 Oktober 1995)
Komponen terkecil alam semesta dalam tinjauan skala besar adalah galaksi. Galaksi sendiri sebenarnya adalah kumpulan milyaran bintang. Tetapi dalam skala besar alam semesta, galaksi-galaksi itu hanya dipandang sebagai titik-titik yang tersebar di dalam ruang yang amat besar. Dari pengamatan jarak dan sebaran galaksi-galaksi diketahui bahwa galaksi-galaksi itu berkelompok membentuk gugusan galaksi (Cluster). Daerah kosong yang tidak mengandung galaksi disebut kehampaan (void). Tetapi ternyata tidak semua daerah langit berhasil dipetakan. Ada zona gelap yang masih merupakan wilayah kabur yang belum banyak diketahui struktur sebaran galaksi pada arah itu. Ini menantang astronom untuk berusaha menembusnya, diantaranya dengan mendeteksi pancaran sinar inframerah dari galaksi-galaksi luar.
Gugusan Galaksi
Bila kita melihat foto langit hasil pemotretan dengan teleskop besar, misalnya foto survai langit oleh observatorium Palomar (Palomar Observatory Sky Survey, POSS), yang terlihat adalah titik-titik putih. Itu adalah bintang-bintang yang berada di galaksi kita. Kalau kita teliti lebih cermat dengan menggunakan lup (kaca pembesar), pada daerah-daerah tertentu ada titik-titik yang bentuknya bukan seperti titik biasanya, melainkan berbentuk agak lonjong atau bahkan disertai bentuk “S” yang kabur. Objek-objek seperti itu adalah galaksi yang sangat jauh. Karena jaraknya yang amat jauh, ratusan milyar bintang pada galaksi itu hanya tampak sebagai satu noktah terang. Di beberapa daerah langit kita bisa menjumpai adanya kumpulan galaksi di sela-sela titik-titik bintang.
Dengan mempelajari spektrum cahaya galaksi-galaksi itu, astronom bisa menentukan jaraknya. Ternyata galaksi-galaksi itu berkelompok. Kelompok terkecil menempati ruang dalam skala tiga juta tc (tc : tahun cahaya, jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu satu tahun dengan kecepatan 300.000 km/detik; 9,5 trilyun km), misalnya yang disebut grup lokal yang berisi 21 galaksi, termasuk galaksi kita (galaksi Bima Sakti). Kelompok-kelompok kecil itu membentuk kelompok yang lebih besar yang disebut gugus raksasa (supercluster). Gugus raksasa itu menempati ruang berskala 60 juta tc atau lebih.
Menurut hasil penelitian dalam dasa warsa terakhir ini, diketahui bahwa struktur alam semesta terdiri dari gugus raksasa yang membentuk seperti pita (filamen) atau bidang dan void (kehampaan) yang besar. Void didefinisikan sebagai ruang alam semesta yang tidak mengandung galaksi dalam rentang 90 juta tc.
Sebagian besar gugus galaksi itu berkumpul dalam gugus raksasa yang berbentuk seperti bidang yang disebut bidang super galaktik. Gugus raksasa lainnya yang telah diketahui berbentuk filamen, misalnya filamen Hydra (melalui rasi Hydra) dan filamen Puppis (melalui rasi Puppis).
Struktur gugus raksasa itu kini terus dipelajari untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang struktur alam semesta kita. Tetapi para astronom mendapat kendala karena ada langit yang tidak transparan, sehinggga di daerah itu sedikit sekali galaksi luar yang terlihat. Daerah itu disebut zona langka galaksi atau zona gelap (zone of avoidance), yang struktur sebaran galaksinya tidak banyak kita ketahui.
Zona Gelap
Galaksi kita, galaksi Bima Sakti, sebenarnya bukan hanya terdiri dari bintang-bintang, tetapi juga awan gas dan debu yang biasanya disebut awan molekul. Seperti halnya awan di angkasa bumi menghalangi pengamatan bintang, awan molekul menghalangi pengamatan galaksi-galaksi luar yang lebih jauh dari bintang-bintang yang biasa kita lihat. Akibat serapan cahaya oleh kumpulan awan molekul di hampir seluruh bidang galaksi kita itu, menyebabkan daerah langit yang dilalui Bima Sakti sebagai zona gelap. Hanya sebagian kecil saja yang sedikit mengandung awan molekul yang dikenal sebagai jendela galaksi, misalnya di sekitar Puppis. Di daerah Puppis ini jumlah galaksi luar yang teramati relatif banyak dibandingkan dengan di daerah bidang galaksi lainnya.
Untuk mengetahui lebih jelas struktur alam semesta dalam skala besar, telaah sebaran galaksi-galaksi di zona gelap ini sangat diperlukan. Tetapi bagaimana?
Galaksi-galaksi luar itu memancarkan sinar infra merah yang cukup kuat. Sifat sinar infra merah yang utama adalah kemampuannya menembus halangan awan molekul. Sehingga kalau kita menggunakan kamera yang peka menangkap pancaran sinar infra merah dari galaksi-galaksi luar itu, kita akan melihat lebih banyak galaksi luar di zona gelap itu.
Maka pencarian galaksi di zona gelap itu dilakukan terutama dengan memanfaatkan hasil survai langit yang mendeteksi pancaran sinar infra merah. Pencarian ini dapat dilakukan dengan memanfaatklan data IRAS (Infrared Astronomical Satelite) yang dikonfirmasikan secara visual pada foto langit (paper print) POSS (Palomar Observatory Sky Survey) dan atlas inframerah UK Schmidt.
Dari hasil pencarian itu diperoleh ribuan galaksi di zona gelap itu. Setelah dianalisis, struktur sebarannya menunjukkan adanya kesinambungan gugus galaksi raksasa yang membentuk filamen Hydra dan Puppis dan beberapa filamen lainnya. Sebelumnya struktur yang “terpenggal” oleh zona gelap masih merupakan teka-teki, apakah struktur itu bersambung atau memang terpenggal.
Dengan telaah sinar infra merah yang dipancarkan galaksi-galaksi luar teka-teki itu terjawab. Tetapi masih diperlukan telaah lebih mendalam untuk mempelajari struktur alam semesta yang lebih lengkap lagi. Kini dengan teleskop pendeteksi sinar infra merah yang lebih canggih yang berada di satelit di luar angkasa usaha itu masih diteruskan. Semakin jauh kita menembus kedalaman langit menguak struktur alam semesta, kita akan makin tahu kekecilan galaksi kita, apalagi bumi dan diri kita sendiri.
E.Komunikasi Infra Merah dengan DST-51
Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai penerimanya. Untuk jarak yang cukup jauh, kurang lebih tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih dahulu untuk menghindari kerusakkan data akibat noise. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang berkisar antara 30KHz sampai 50 KHz. Pada komunikasi data serial, kondisi idle (tidak ada transmisi data) adalah merupakan logika ‘0’, sedangkan pada komunikasi infra merah kondisi idle adalah kondisi tidak adanya sinyal carrier. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data.



Gambar 1
Modulasi Sinyal Infra Merah
Bagian Pemancar
Pemancar terdiri dari Bagian Modulator, Bagian Penguat dan Diode Infra Merah.
Moduator
Diode Infra merah
Penguat
 



Gambar 2
Blok Diagram Pemancar

Proses modulasi dilakukan dengan mencampur sinyal carrier infra merah dengan sinyal data yang diperoleh dari port serial DST-51. Rangkaian Modulator yang terdiri dari sebuah gerbang dan rangkaian R-C sebagai oscillator.




Gambar 3a Rangkaian Modulator                                                   Gambar 3b Saat Data Logika 1 atau Idle


Gerbang tersebut menggunakan IC 74HC132 di mana pada saat pin TXD berkondisi logika 1 dan  berkondisi logika 1 dan TXD berkondisi logika  0 maka output dari IC ini sesuai dengan tabel kebenaran yang ada pada data sheet adalah logika 1. Namun bila sebaliknya TXD berkondisi logika 0 maka sesaat output dari IC ini (pin 6) berubah ke logika 0.sehingga capacitor C1 akan membuang muatannya melalui R2. Bila tegangan C1 terbuang hingga di bawah tegangan ambang 74HC132 maka input pin nomor 5 dari IC ini akan dianggap berkondisi logika 0 sehingga outputnya (pin 6) berubah menjadi logika 1. Arus akan mengalir dari pin 6 menuju ke C1 melalui R1 hingga tegangan pada capacitor ini melebihi tegangan ambang dan input pin nomor 5 dianggap berkondisi logika 1 (gambar 3b). Bila pada saat itu TXD masih berkondisi high maka output dari gerbang ini yaitu pin nomor 6 akan berkondisi low dan C1 akan membuang muatannya melalui R1 sehingga tegangan pada pin 5 berada di bawah tegangan
ambang atau berlogika 0 (gambar 3c). Output pada pin 6 kembali berlogika 1 dan arus mengalir lagi mengisi C1 melalui R1.
Proses pembuangan dan pengisian capacitor C1 ini menyebabkan adanya osilasi pada pin 6 IC 74HC132 sehingga terbentuk sinyal carrier dengan frekwensi yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

T = Waktu Pengisian C1 + Waktu Pembuangan C1
Waktu Pengisian C1 = Waktu Pembuangan C1 maka
T = 2 * Waktu Pengisian C1
di mana VT- adalah batas bawah tegangan ambang 74HC132 yaitu sekitar 2 Volt dan VT+ adalah batas atas dari tegangan ambang 74HC132 yaitu sekitar 3 Volt. Dengan R sebesar 3,9K, C10nF dan Vsupply = 5Volt maka akan diperoleh harga T = 31,63 uS
F = 31,616 KHz
Jadi pada intinya apabila input TXD berkondisi high maka frekwensi oscillator sebesar 31,616 KHz yang terjadi pada pin nomor 4 akan dilewatkan ke outputnya Jadi pada intinya apabila input TXD berkondisi high maka frekwensi oscillator sebesar 31,616 KHz yang terjadi pada pin nomor 4 akan dilewatkan ke outputnya.
Ayunan sinyal berfrekwensi 31,6 KHz ini diperkuat lagi oleh gerbang lain dari 74HC132 yang dibentuk menjadi inverter dan diteruskan ke transistor BC548 yang mengalirkan sinyal-sinyal frekwensi hasil dari modulator tersebut ke Diode Infrared. Diode Infra Merah membutuhkan arus kurang lebih 100 mA untuk dan tegangan kurang lebih 2 Volt untuk memancarkan sinar secara maksimum. Output dari IC 74HC132 yang hanya mengeluarkan arus maksimal 4mA tentu saja tidak cukup kuat untuk mengendalikan LED tersebut. Transistor BC548 adalah
sebuah transistor dengan konfigurasi darlington dan penguatan minimal 100 x (HFE). Oleh karena itu, untuk membangkitkan arus kolektor sebesar 100 mA, maka hanya dibutuhkan arus sebesar 1 mA saja pada basis. Output 74HC132 yang dapat mengeluarkan arus 4 mA dapat dihubungkan ke transistor tersebut melalui resistor R3
D.Inframerah Spesifikasi
Spektrum panjang gelombang berkisar 0,72-1000 mikron.
Daerah inframerah dibagi menjadi 3 himpunan bagian
:
1.    Gelombang pendek (dekat),72-2 mikron (7000-2150 ° F)
2.    Gelombang menengah (tengah) 2 - 4 mikron (2150-845 ° F)
3.    Panjang gelombang (jauh) 4 - 1000 mikron (845 - <32 ° F)
Daerah inframerah berguna untuk pemanasan proses industri berkisar 1,17-5,4 mikron (4000 ° F - 500 ° F).
Panjang gelombang berbanding terbalik dengan suhu. Karena suhu naik, panjang gelombang turun.
E.Kelebihan inframerah dalam pengiriman data
1.     Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja, karena pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.
2.    Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah karena termasuk alat yang sederhana.
3.    Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)
F.Kelemahan inframerah dalam pengiriman data
1.       Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra merah harus berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan kita dalam mentransfer data karena caranya yang merepotkan.
  1. Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun sorotan infra merah mengenai mata
Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan rekannya Bluetooth

BAB IV
KESIMPULAN
Pemakaian media tranmisi infra merah  banyak digunakan untuk kemajuan di bidang komunikasi dan tecnologi,pemakain infra merah memang semakinbanyak di kembangkan misalkan : Adanya sistem sensor infra merah. Sistem sensor ini pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media komunikasi yang menghubungkan antara dua perangkat. Penerapan sistem sensor infra ini sangat bermanfaat sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, dan otomatisasi pada sistem. Adapun pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED (Lightemitting Diode)infra merah yang telah dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar inframerah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor,dan juga di gunakan untun keperluan astronomi misalkan untuk menguak struktur alam semesta

DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Termometer_infra_merah
id.wikipedia.org/wiki/LED_infra_merah
id.wikipedia.org/wiki/Sensor_infra_merah
www.chem-is-try.org/kata.../spektrum_infra_merah/
www.chem-is-try.org/.../termometer-non-kontak-atau-termometer-inframerah /
id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik
www.kesimpulan.com/.../ular-deteksi-inframerah-reseptor.html
teknologi.kompasiana.com/.../sejarah-perjalanan-mobile-sharing/


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar